31 March, 2009

Uti


“Sep…Asep biarin ajalah mereka, jangan diusir ya” tegurku kepada Asep, karyawan di toko mainanku, yang sedang mengusir pengamen kecil yang sedang melihat-lihat boneka yang ada di display diluar tokoku.
“Tapi Bu, mereka kalau tiap hari kesini, nanti ga ada yang mau masuk ke toko kita”
“Kamu itu Sep…Sep, mereka kan sudah sering datang kesini dan kita masih saja kedatangan pelanggan” ujarku tersenyum. Asep pun masuk dengan grutuan yang tidak jelas.
Ah…gadis pengamen cilik itu. Kalau tidak salah ingat, sudah lebih dari dua bulan gadis cilik itu setiap hari mampir ke tokoku, hanya untuk melihat boneka Teddy bear berwarna putih kusam yang terpajang di display tokoku. Kadang dia datang sendirian dan terkadang ditemanin temannya. Pernah suatu saat Asep merubah susunan display, boneka itupun diletakkan di dalam sehingga tidak terlihat dari luar. Ketika gadis itu datang dan menemukan boneka itu tidak pada tempatnya, seketika itu pula kulihat mukanya menjadi suram dan hampir menangis. Aku langsung memerintahkan Asep agar meletakkan boneka itu kembali ditempat display. Dan gadis itupun tersenyum senang. Sejak saat itu aku memerintahkan selama boneka itu belum laku, tidak boleh dipindahkan.
Sore ini hujan turun rintik-rintik. Sambil merapikan kwitansi-kwitansi, dari dalam toko aku melirik keluar…kemana gadis pengamen cilik itu. Tidak biasanya dia tidak datang. Biasanya biarpun hujan lebat seperti minggu lalu, gadis cilik itu tetap saja mampir ke tokoku. Sekarang….mmm….sepertinya sudah 3-4 hari gadis cilik itu tidak pernah mampir. Kemana kah gadis itu? Ataukan dia mampir ketika aku tidak ditoko?
“Sep, kamu lihat gadis kecil yang biasa kesini?” tanyaku ketika kulihat Asep membawa mainan baru dari dalam.
“Gadis yang mana Bu?” jawab Asep datar sambil menata mainan baru yang baru dibawanya.
“Gadis pengamen yang biasa mampir melihat boneka itu loh Sep”
“Oh pengamen itu….tidak tau Bu, mungkin dia sudah bosen datang kesini atau jangan-jangan dia sudah digaruk aparat trantib Bu” jawabnya asal.
“Hush, jangan gitu Sep, mereka kan tidak mengganggu”
“Tetap sajalah Bu, namanya juga pengamen, anak jalanan, kan sering kena razia Bu”
Terlintas dibayanganku kalau gadis itu diangkut paksa oleh petugas trantib. Oh…semoga saja kamu memang sudah bosen kesini, bukan karena terkena razia.
Keesoka harinya, ketika aku hendak membeli majalah disudut jalan, aku melihat teman dari gadis cilik itu. Akupun menghampirinya.
“Dik” tegurku halus ke gadis itu.
“Iya Bu” jawabnya terheran-heran.
“Kamu dan temanmu kan biasanya datang melihat-lihat boneka yang ada ditoko itu kan?” kataku sambil menunjuk ke toko bonekaku.
“Oh iya Bu, Ibu yang kerja disana ya?” jawabnya polos.
Aku hanya tersenyum saja. “Nama kamu siapa?”
“Sri Bu”
“Kemana teman kamu? Kok sudah lama Ibu tidak melihatnya?”
“Oh Ifa maksud Ibu?”
Rupanya namanya Ifa. “Iya Sri, kemana Ifa ya? Kok tidak pernah mampir lagi?”
Raut wajah Sri langsung berubah. “Ifa sakit Bu. Sakitnya parah”
“Loh kenapa? Sakit apa dia?”
Dan Sri pun bercerita…
“Ifa sangat suka boneka beruang yang ada ditoko Ibu. Dari pertama kali dia melihat boneka itu, dia langsung suka dan sering membicarakannya keteman-teman kalau dia ingin sekali mempunyai boneka itu. Bahkan Ifa sudah memberi nama boneka itu dengan nama Uti. Pernah dia ngigo, memanggil-manggil Uti” Aku tersenyum mendengarnya.
“Tapi Bu, kata mas-mas yang kerja disana, kita pernah diusir dan dia bilang kalau kami tidak akan bisa membeli boneka itu karena harganya mahal” Ah Asep, kamu kok sekejam itu.
“Sejak saat itu Bu, Ifa mulai menabung. Semua hasil ngamennya disimpan. Dia jadi rajin sekali ngamen. Siang malam, panas hujan, Ifa tetap ngamen hanya untuk membeli boneka itu. Bahkan Ifa pun mulai makan hanya sekali sehari karena dia lebih memilih menyimpan uangnya untuk membeli boneka itu daripada untuk membeli makanan” Terenyuh aku mendengarkannya.
“Kita-kita sudah pernah menegurnya agar tidak seperti itu. Tapi Ifa tetap saja tidak mau peduli. Dia benar-benar ingin mempunyai boneka itu. Dan sekarang….”
“Sekarang kenapa Sri” potongku.
“Ifa jatuh sakit Bu, dia sakit karena terlalu sering ngamen hujan-hujanan dan jarang makan”
“Lalu dia dimana sekarang?” tanyaku kuatir.
“Ifa sekarang ada dirumah singgah Bu. Kita-kita dijalanan tidak ada yang bisa ngerawat dia. Jadinya dia kita bawa ke rumah singgah”
“Kamu tau rumah singgah itu? Kamu bisa antar Ibu ke sana kan?”
Gadis itu mengangguk.
“Sebentar ya, kamu tunggu disini, Ibu mau ambil tas Ibu dulu” bergegas aku kembali ke toko.
Sesampai dirumah singgah, aku dikenalkan kepada pengurus rumah singgah. Diapun menyatakan kekuatirannya atas kondisi Ifa. Benar saja, ketika aku masuk ke salah satu kamar, aku melihat Ifa terkulai lemah diatas tempat tidur. Badannya kurus pucat, tidak seperti yang biasa aku lihat. Hanya pergerakan nafasnya saja yang terlihat. Dia bahkan tidak mempunyai daya untuk menolehkan kepalanya melihat siapa yang datang. Aku menghampirinya dengan perasaan yang sangat iba. Aku sentuh pelan tangannya. Tanpa terasa air mataku berlinang.
“Ifa…” bisikku pelan. Ifa melihatku lemah.
“Ifa, ini Ibu yang ada di toko boneka itu” ujar Sri disamping Ifa.
Terbersit adanya sedikit sinar dimatanya mendengar toko boneka yang disebutkan Sri.
“Iya Fa, ini Ibu yang ditoko boneka, Ibu bawa hadiah buat kamu tapi kamu harus janji untuk sembuh ya”
Lalu aku mengeluarkan boneka Teddy bear berwarna putih kusam dari kantong plastik. Boneka yang selalu dilihat Ifa. Boneka yang bernama…
“Uti…” ujar Ifa lemah sambil memeluk boneka itu. Wajahnyapun mulai berseri…..


To many emotional connections to this one…

28 March, 2009

Speak Up!!


Kenapa sih elo ga mau ngomong?
Ngomong dong!!!
Percuma kl elo cuma ngomong disini doang
Ga ada gunanya
Apa susahnya coba??
Mending elo kesana aja
Ngomong langsung kesana
Jangan braninya ngomong disini aja
Speak up!!


Silent is Gold but Speak Up is Platinum

Good???....

Pas lagi asik2nya kerja tau2 kedengeran temen gw ngegrutu dibelakang gw.
“Uh hu susah banget sih mau jadi warga negara yang baik!”
Gw balik badan n gw liat dia ngebanting amplon besar berwarna coklat.
“Kenapa emangnya?”
“Nih, cuma ngembaliin amplop ini aja susah bgt”
Gw liat tenyata itu amplop itu amplop buat SPT Pajak. Temen gw ini emang dr awal org2 sibuk ngurus NPWP dia uda repot duluan. Pas tau ada Pos Pajak di kntr gw dia yg lgsg seneng duluan n mau rela ngantri berlama2 buat ngambil form SPT. Beda bgt ama gw yg cuek aja, malahan pas acara sosialisasi pengisian SPT dikntr gw, gw dengan suksesnya ketiduran pules.
“Uda ngambilnya ngantri lama, ngisinya jg bln tentu bener, skrg gw uda mau ngembaliin, masa tanda terimanya keburu abis, gw disuruh balik lg besok, gimana sih???”
“Emang mpe kpn sih pojok pajaknya?”
“Sampe tgl 31”
“Lah masih lama dong” jawab gw sambil balik badan n nerusin kerjaan gw.
Pas kmrn siang gw mau ke kntr gw liat Pojok Pajaknya tumben sepi, ga kaya biasanya yg penuh ama antrian org. Iseng gw samperin n ditawarin form isian SPT ama petugasnya. Langsung aja gw ambil n gw isi. Pas gw mau balikin ternyata ga ngantri. Ga serepot yg gw bayangin ternyata.



So according 2 my friend, right now I am a good citizen.

mm....really???

How about you?



Orang bijak bayar pajak…r u sure???

26 March, 2009

DOUBUTSU URANAI

Seorang teman menyuruh gue buat ikutan “personality check” di DOUBUTSU URANAI, dia bilang pas bgt ama dia......jadi iseng2 gue coba aja n hasilnya kaya gini....

Yellow Fawn is austere and tend to be always quiet.
You are indifferent to how you look.
You dislike wearing branded clothes, and don't try to be strong or vain.
You have a pure heart. You say things in straight forward way, and this may startle others.
But you yourself don't think it to be offensive, so it won't lead to bad personal relationships.
You are not a double faced person, and because you act honestly, people would trust you, and you can build up good and long personal relationships. Not many, but you can make few real good friends.
Nevertheless, too optimistic personality can be a trouble.
You may be taken advantage of by others and may be easily deceived.
Although you don't show externally, you are very passionate.
You work hard to make your dreams and hopes come true.
You have a very good luck in business.
You are likely to be very successful once you start your own business.
However, because you don't get too attached, you may just stop before the last step.
You will succeed if you be more persistent.
You wish to build warm personal relationships, and often take over stable businesses.

mmmm...gue ga brani bilang ini bener kaya gue apa ga, karena kan yang lebih pantes nilai diri kita adalah org lain, so.....menurut lo???



Ketik nama spasi komen kirim ke........tulis di comment aja ya heheheh

25 March, 2009

Ups...

“Wuihh…akhirnya ke Jakarta juga kita, kangen juga gue ama Jakarta setelah sebulan lebih tinggal di desa terpencil” ujar Iwan setelah menaruh barang-barangnya di begasi di atas tempat duduk kereta bangunkarta yang akan membawa kami dari Paron ke Jakarta. “Iya nih moga-moga data yang kita ambil cukup buat bahan nulis skripsi nanti jadi ga balik lagi, lagian gw juga kangen ama cewe-cewe Jakarta”, timpal gue sambil nyengir.

“Eh ngomong-ngomong soal cewe, elo liat ga tuh cewe yang duduk 2 baris di depan. Yang naik bareng kita dari Paron?” kata Iwan sambil monyong-monyongin mulutnya di arah cewe yang dimaksud.

“Iya liat, kenapa emangnya?”

“Ya ampun Ton…Ton….elo ini gimana sih, elo buta apa bego sih?!”

“Sialan elo Wan, maksud elo apa sih?”

“Itu cewe dari stasiun tadi uda plirak plirik ama elo…..uda senyum-senyum gitu, gimana sih lo?” kata Iwan sebel karena kecuekan gue.

“Itu cewe kan cakep Ton. Tipe elo banget tuh. Kulit terang mulus, rambut lurus, wajahnya yang Indonesia banget. Elo banget tuh Ton”

“Ah elo Wan, bisa aja lo, paling-paling dia….”

“Alah Ton, elo kebanyakan mikir yg macem-macem. Kalau kaya gitu kapan elo punya cewenya”

Gue jd terdiam secara perkataan Iwan –sohib gue ini- emang ada benernya. Uda lama banget gue ga punya pacar dan cewe itu emang cakep, pas banget ama tipe cewe yang gue suka. Tapi kadang-kadang guenya aja yang ga pedean.

“Tuh liat tuh Ton, dia nengok-nengok ke kita, senyum-senyum pula”

Eh beneran….dia ngeliat ke gue. Senyumnya…..manis juga oi. Duh kok tiba-tiba gue jadi dag dig dug ya. Tanpa sadar gue bales senyumnya. Ya ampun….dia tersimpul malu. Waduh..

“Samperin dong Ton, jangan Cuma senyam senyum gitu”

“Ah sialan lo Wan, ga ah, gue malu. Nanti ga taunya kalau gue salah kan gew malu Wan”

“Dasar bodoh lo Ton. Punya tampang cakep kok pemalu”

Bete gue denger ocehannya Iwan, gue tinggal tidur aja deh. Ga tau jam berapa, yang jelas uda tengah malam gue kebangun kebelet pipis. Pas gue ngelewati tempat duduk si cewe tadi, gue liat bangkunya kosong. “Ya…kemana tuh cewe, apa jangan-jangan uda turun ya? Ya…..telat deh, apes deh gue kalau dia beneran udan turun” guman gue dalam hati. Lagi asik-asiknya gue ngedumel tau-tau cewe itu papasan ama gue. Rupanya dia baru dari toilet juga. Eh dia senyum ama gue. Dug….hati gue langsung berdebar

“Duh Tonyyyyy….kenapa elo Cuma bengong aja, cepet bales senyum dan tegor dia” alam bawah sadar gue segera menyadarkan gue dari rasa shok gue. Gue bales senyum dan sekali lagi cewe itu itu tersipu malu sambil berlalu ke tempat diduduknya. “Bodoh elo Ton…kenapa tadi ga nyapa dia” sekali lagi alam bawah sadar gue menyadarkan ketololan gue. Tapi apa bener ya dia suka ama gw, atau jangan-jangan.....tau ah nanti aja ah abis pipis nanti pas lewat tempatnya gue mau negor.

Pas kelar gue selesai urusan membuang hajat. Gue ngumpulin kebranian untuk menghampiri dan menegur dia. Ah sialan….matanya merem….uda tidur dia. Ga mungkin kan gue bangunin dia. Ya uda gue balik ke tempat duduk dan berusaha tidur sambil berjanji pokoknya paling lama di stasiun Senen nanti gue mesti bisa negor itu cewe.

Ga terasa waktu uda jam setengah enam pas Iwan ngebangunin gue karena kereta uda masuk Jakarta.

"Gimana Ton, beneran nih elo ga mau negor tuh cewe?"

"Ya...gimana dong Wan, gue takut nanti dia ternyata..."

“Entar elo nyesel loh Ton, bentar lagi uda sampe di Senen nih" potong Iwan.

“Tapi Wan, masa gue tau-tau datang ke tempat duduknya trus ngajakin kenalan, ga lucu kan?” timpal gue dengan sewotnya.

“Iya uda terserah elo Ton, tuh bentar lagi uda masuk Stasiun Senen, yu siap-siapin barang jangan sampe ada yang ketinggalan”

Ketika sampe di Stasiun Senen, pas gue dan Iwan uda nurunin semua barang-barang tiba-tiba gue liat cewe itu. Pokoknya gue harus kenalan ama cewe itu. Gue ga mau mikir macem-macem. Pokoknya harus!

Baru aja gue mau menghampiri cewe itu, tiba-tiba cewe itu datang menghampiri gue. Iwan dengan noraknya langsung mendorong-dorong gue. Dan akhirnya cewe itu berkata,
“Mas…Mas Nicolas Saputra, boleh minta foto bareng ama tanda tangannya?”
Iwanpun ketawa ngakak dengan puasnya


Ya………..cumi….Cuma Mirip
Picture: courtesy of amazing optical illusions

11 March, 2009

Dia…..(sepenggal drama di JJ09)

Dia…seperti apa yang slalu ku nantikan…aku inginkan
Dia…melihatku apa adanya….seakan aku sempurna

Lagi asik-asiknya gw n penonton Maliq & D’Essential di Java Jazz 2009 nyanyi bareng, gw sempet ngeliat sekilas cowo yang berdiri disebelah gw lagi ngusap pipinya. Dan pas sorot lampu kearah penonton, gw kaget karena baru kelihatan kalau cowo itu ternyata lagi nangis. Edan…ini nih yang namanya fans berat artis, begitu liat artis favoritnya manggung, langsung deh kebawa perasaan jadi histeris mpe nangis segala. Bener2 fans fanatik.

Pas bubaran, kebetulan gw jalan bareng ama cowo yang tadi nangis, trus dengan isengnya gw tanya aja, “Mas suka banget ya ama Maliq?”. Dia ngejawab dengan senyum aja. “Mas kok td sampe nangis segala? Histeris sakin senangnya ya?”

“Ga kok” akhirnya dia ngejawab juga.

“Trus kok nangis?” tanya gw sambil lalu.

Dia pun mulai bercerita, “Saya keingat Ade, istri saya. Kami baru menikah bulan November lalu. Kami penggemar Maliq dari dulu. Kalau kita tau Maliq manggung dimana, kita usahain nonton, pernah kita seharian nongkrong di Monas nungguin Maliq manggung disore harinya”. Dia mencoba tersenyum, gw jadi kebayang serunya ntn Maliq sore-sore di taman monas, so sweet.

“Trus istrinya kemana Mas?”

“Februari lalu, tiba2 istri saya mengalami kecelakaan. Dia meninggal…..Saya merasa cinta kami diambil mendadak”

“Eh maaf Mas, saya ga bermaksud mengingatkan kenangan itu” potong gw karena jadi ga enak ngeliat dia yang langsung berubah sendu.

“Gapapa kok” jawabnya. “Sebelum kecelakan itu, kami sudah ngerencanain mau ke Java Jazz ini berdua, mau nonton Maliq, tapi ternyata……..” Dia terdiam sejenak, lalu melanjutkan,”Jadi saya kesini cuma mau nonton Maliq….mau mengenang Ade…..saya kangen D ia…”


Speechless….

10 March, 2009

Java Jazz 2009.........(<==click here)

Akhirnya perhelatan musik yg gw tunggu2 digelar jg. JAVA JAZZ 2009. Yu ikut gw ke JJ09 yang digelar di JHCC. Seperti yg uda gw duga, penonton JJ kali ini ruame bgt, ditambah hari minggu siang yg cerah bikin org ga ragu untuk datang ke JJ. Gw nyampe JHCC jam 2 aja uda rame padahal acaranya resminya br mulai jam 3.
Yg pertama kali gw lakuin pas masuk JHCC adalah menyari jadwal yg pasti (krn biasanya sering bgt jadwalnya berubah2) n orientasi tempat dr pertunjukannya. Maklum aja byk bgt artis yg manggung di 19 panggung berbeda. Jd harus hafal dulu biar ga ketinggalan pertunjukannya.
Akhirnya gw netapin yg wajib ditntn adalah Aditya jam 4, trus peabo bryson jam 5, trus tompi jam 7, kla jam 9 dan maliq d’esensial jam 11. Karena masih byk waktu jdnya gwbeli kaos deh buat souvenir. Trus ga lupa deh gw ama temen gw moto2 dengan berlatar belakang yg berbau JJ gitu deh. Eh pas gw lg mau moto diatas meja, tau2 Jason Mraz lewat n kaget ngeliat gw lagi berdiri diatas meja, gw blg aja, “Ape lo liat2 gw? Naksir??” hehehe.
Gw heran aja ma org2 yg moto dengan gaya konvensional….Comon man….be attractive, hehehe attractive apa norak ya??? Hehehe au ah yg penting abis gw moto org2 pada ngikuin gaya gw deh.
Emang ya yg paling enak ntn musik ky beginian datangnya ama pasangan yg kita sayangin. Pas lagi dinyanyiin lagu yg romantis kita bs meluk pasanga kita. Bikin iriiiiiii….bikin sirikkkkkkk. How lucky they are…
Semakin malam semakin rame aja org2 yg dtg. Pas gw mau mkn gw ga kaget pas mau ke area tempat mknnya uda kaya pasar malam. Ruame bgt. Semuanya ngantri padahalkan jadwal ntnnnya padat. Jadinya gw milih yg antriannya ga panjang n mkn buru2. Ga cuma urusan beli mkn n minuman aja yg ngantri tp ursan buang hajatpun ngantrinya puanjang bgt sampe keluar ruang toilet.
Untungnya ga ada yg kebelet bgt apalagi diare….repot bgt tuh kl ada. Salutnya semua ngantri dengan tertib n kebersihan toiletnya cukup terjamin (khusus toilet cowonya ya, ga tau deh kl toilet cewe hehehe).
Dari keseluruhan jadwal yg mau gw tntn ternyata ada 1 artis yg telaaat bgt manggungnya, yaitu Soil n Pimp dr Jepang, molor lbh dr 1 jam, hrsnya jam 9 kurang manggung br manggung jam 10 lewat. Kan artis yg lainnya jd molor jg. Untungnya enak jg musiknya jdnya ya lumayan jg. Padahal org2 uda pada cape n ngantuk. Terbukti apa yg tertidur pas mrk main, padahal musiknya cukup hingar bingar.

Akhirnya jam 12.20 setelah mundur dr jadwalnya awalnya yg 10.45. Artis yg gw tunggu2, slh1 alasan gw mesti JJ thn ini , manggung jg. Here they are........give a big applause to MALIQ & D'ESSENTIAL feat the organic's all stars. Sumpeh keren bgt. Gw awalnya berdiri rada jauh dr panggung tp gw berjuang trus mpe deket bgt ama panggung tp....pas samape deket panggun digicam gw baterenya abis jdnya ga bs moto mrk dr deket deh.
Akhirnya kelar juga perhelatan akbar musik jazz besar Indonesia. Mesti cape bgt tp puas bgt. So pulang yu.
See ya Java Jazz 2009, I wish I can come to JAVA JAZZ 2010 @ PRJ Kemayoran (deket ama rumah gw nih).

Da ……. Da…..


Click title for more pictures
Tx 2 my friend 4 invitation ticket and my lit sis 4 digicamnya

09 March, 2009

Fable #1

Pada suatu hari di tengah hutan yang tenang, tiba-tiba terdengar jeritan sang Kancil, "Tolong....Tolong...." Teman-teman sang Kancil yang mendengar teriakannya langsung berbondong-bondong mencari dan menghampirinya. Tapi mereka terkejut melihat sang Kancil sedang duduk-duduk saja.
"Hai Kancil, kenapa kamu berteriak-teriak minta tolong" tanya Rusa.
"Hehehhe...aku iseng saja teman-teman"
"Uh...kamu ada-ada saja" ujar Gajah dengan kesalnya.
Lalu merekapun pergi meninggalkan sang Kancil. Setelah beberapa lama tiba-tiba terdengar kembali teriakan sang Kancil, "Tolong......Tolong......". Teman-teman sang Kancilpun kembali berbondong-bondong menghampirinya.
"Ada apa Kancil?" burung pipit bertanya.
Dengan wajah tak bersalah sang kancil berkata, "Tidak ada apa-apa kok"
Setelah mengetahui sang Kancil baik-baik saja maka teman-temannya pergi meninggalkan sang Kancil.
Tak berapa lama, kembali terdengar teriakan sang Kancil,"Tolong...Tolong....". Langsung saja temn-teman sang Kancil menghamiprinya kembali.
"Kamu kenapa lagi Kancil?" tanya Kura-kura.
"Aku cuma sedang tes suara kok" jawab sang Kancil sambil tersenyum-senyum.
"Kamu itu iseng banget ya" ujar Kijang.
Lalu teman-teman sang Kancil meninggalkannnya lagi. Sepeninggalan teman-temannya tiba-tiba ada Harimau yang menyergap sang Kancil untuk dijadikan santapannya. Sang kancil ketakutan setengah mati, maka diapun berteriak, Tolong....Tolong....."
Dari kejauhan teman-teman sang Kancil saling berpandangan dan berkata,"Ah..paling-paling dia lagi iseng lagi" ujar beo. "Atau sedang latihan sandiwara" timpal monyet. "Ha..ha..ha..." tawa teman-teman sang Kancil membayangkan keisengan sang Kancil sambil tidak menghiraukan teriakan sang Kancil.
Karena tidak ada yang menolong sang Kancil maka dengan leluasa Harimau itu memangsa sang Kancil itu


Kids.....Do not lie and don't do the silly thing more than three times

07 March, 2009

Hening...

“Dok semua sudah saya rapikan, ada lagi yg Dokter perlukan?”
“Ga da Sus”
“Kalau begitu saya pamit pulang dulu Dok, suami saya sudah nunggu didepan”
“Ok Sus, hati-hati ya”

Suster Tina pun keluar dan menutup pintu. Dokter Yono menutup berkasnya dan beranjak dari meja kerjanya menuju tempat brangkas arsip. Ketika hendak memasukan arsip, Dokter Yono melirik kedalam, terlihatlah Dewi sudah ditempat tidur dengan pose yang menantang dan hanya tertutup selimut saja.
“Kamu ini memang menggoda sekali” ujar Dokter Yono sambil menghampirinya dan tersenyum nakal.
“Pasti kamu sudah tidak sabar menunggu Suster Tina pulang kan? Aku juga ga sabar Wi”
“Makanya begitu Suster Tina keluar aku segera kesini, menghampiri kamu sayang”
“Kamu tuh cakep sekali……sexi……..menggemaskan...” rayunya kepada Dewi sambil menyentuh ujung hindung Dewi.

Dengan lembut Dokter Yono mencium lembut bibir Dewi. Berlahan dia buka selimut yang menutupi badan Dewi. Tersingkaplah seluruh badan Dewi yang ternyata telah tidak menggenakan sehelai pakaian pun. Buah dada Dewi yang membusung menggoda Dokter Yono untuk meremasnya. Hasrat kelakilakiannya pun semakin memuncak.

Dokter Yono pun melepaskan pakaiannya dan naik ke tempat tidur. Dengan penuh nafsu diciuminya bibir Dewi dan perlahan turun keleher dan ke buah dada Dewi yang telah mengeras lalu turun kebawah dan kebawah lagi. Jilatan-jilatan lembut diberikan pada selangkangan Dewi hingga basah. Lalu kedua raga itupun bersatu dalam keheningan. Dinginnya ruangan itu menjadi terasa panas oleh nafsu yang ada.

Setelah selesai melepaskan segala nafsu yang ada, Dokter Yono pun mengenakannya pakaian kembali. Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang dibersihkan tubuh Dewi dengan selembar handuk basah. Doktor Yono tidak mau orang-orang mencurigai kejadian yang baru saja terjadi.

Setelah semuanya rapi lalu dengan senyum puas Dokter Yono melangkah keluar ruang kerjanya dan menutup pintunya yang tertulis “Ruang Mayat dan Otopsi”


Necrophilia, also called thanatophilia and necrolagnia, is the sexual attraction to corpses

04 March, 2009

The Right Place for The Right Thing

Daun kulit lontong di tempat sampah seperti pada gambar diatas tentu tidak akan menimbulkan pertanyaaan. Tapi bagaimana bila fotonya di zoom out dan hasilnya seperti gambar yang dibawah



maka mungkin pertanyaan akan timbul ‘Apakah orang yang membuang daun bekas lontong ini…….:
1. Abis makan lontong terus pup ? (Mungkin lontongnya pedes banget jadinya bikin mules)
2. Makan sambil pup atau pup sambil makan? (yeach!!!)
3. Atau……..ceboknya pake daun? (hare gene masih pake daun!!)

What do you think?






Foto tidak direkasaya, benar-benar ditemui di toilet salah satu gedung bertingkat di jalan Sudirman Jakarta.