27 February, 2009

Sakit itu....

Ada sedikit keraguan saat aku hendak memencet bel pintu rumah Ibu. Seandainya Ibu tidak memaksaku untuk datang hari ini, tentu aku lebih memilih untuk tidak datang. Sekali lagi aku buka tempat bedakku dan mengaca hanya untuk memastikan kalau riasanku telah sempurna.
Ting tong……
Akhirnya akupun memencet bel. Tak berapa lama Mbok Ijahpun terhuyun-huyun datang dan membukakan pagar.
“Eh Non Rina”
“Ibu dimana Mbok?” tanyaku sambil masuk kerumahku yang asri.
Semenjak Bapak meninggal dulu Ibu selalu menjaga taman disekeliling rumah agar tampak asri. Taman ini merupakan tempat favorit Bapak. Kalau saja ada tanaman kembangnya yang mati atau terdapat sampah berserakan dapat dipastikan Bapak akan marah. Dan setelah Bapak meninggal, Ibu masih saja tetap merawat taman ini.
“Ibu ada dikamar Non”
Akupun bergegas ke kamar Ibu. Tanpa mengetuk pintu aku langsung saja masuk ke kamar Ibu. Ku dapatkan Ibu baru saja keluar dari kamar mandi dan hendak sholat. Akupun mencium kedua pipi Ibu.
“Sebentar Rin, Ibu sholat dulu”
Akupun duduk tenang ditempat tidur Ibu sambil menunggu Ibu sholat. Setelah Ibu selesai sholat, aku pun duduk disebelah Ibu dan kami pun mulai berbincang-bincang. Lalu Ibu tanpak kaget dan bertanya, ”Kenapa mukamu Rin?”
Ya ampun, aku kaget. Rupanya air wudhu Ibu telah menghapus bedak dimukaku.
“Ah.. eh…gapapa kok Bu” jawabku kikuk.
“Rina! Kamu jangan bohong sama Ibu. Ada apa Rin?” , Tanya ibu sambil memegang daguku agar dapat melihat lebih jelas lagi bilur biru yang tadi sempat kusamarkan dengan bedakku.
“Gapapa kok Bu, tadi aku kepleset kok”
“Kamu jangan bohong, ga mungkin kalau hanya jatuh terpeleset. Ini bilurnya ada didekat bibir kamu”
“Bener kok Bu”
“Kalau hanya jatuh terpeleset yang cedera itu harusnya jidat atau kepala belakang kamu, bukannya pinggir bibir kamu”
Ah Ibu memang tidak bisa dibohongi. Aku hanya tertunduk diam saja.
Lalu tiba-tiba Ibu mengangkat kemeja belakangku.
“Ya ampun Rina!!”
Bodohnya aku, kenapa tadi aku tidak memakai baju terusan saja sehingga Ibu tidak perlu melihat bilur-bilur dipunggungku. Ku lihat mata Ibu langsung berkaca-kaca. Ibu langsung memelukku erat.
“Rin, siapa yang melakukannya?”
“Apakah suamimu yang melakukannya?”, tanya Ibu sambil mulai terisak.
“Ga kok Bu, gapapa kok Bu” ujarku berbohong agar Ibu menjadi tenang.
“Rin, Ibu mohon cerita ke Ibu Rin, apa yang terjadi sampai suamimu melakukannya? Cerita Rin” pinta Ibu dalam isaknya.
Aku hanya bisa terdiam saja.
“Ya Tuhan, kenapa kejadian ini menimpa putriku juga” desah Ibu.
“Rin, kamu harus berani ngomong Rin, jangan seperti Ibu yang hanya diam dipukuli Bapak”
Terlintas dalam kenanganku suatu ketika Bapak baru pulang dari kantor, didapatinya tanaman kesayangannya mati, Ibu langsung ditampar sampai giginya patah didepatku. Ibu hanya diam saja tidak berani melawan. Bukan hanya kejadian itu saja, Bapak terkenal sering ringan tangan dengan Ibu dimana saja. Entah apa kekuatan dari Bapak sehingga Ibu tidak pernah melawan.
“Rin, ngomong Rin, bukan sekali ini Ibu melihat kamu memar-memar. Rin, cukup Ibu saja yang mengalaminya Rin. Kamu harus lawan. Kita harus melawannya. Kalau perlu kamu cerai saja Rin” ujar ibu sambil menangis dan memelukku lebih erat.
Aku masih saja terdiam dengan tatapan kosong.
Seandainya saja Ibu tau apa yang terjadi semalam di kamar tidurku.
Setiap cambukan ikat pinggang suamiku membuatku melayang…
Setiap tamparan suamiku membuatku bertambah bergairah…..
Jambakan dari suamiku membuat aku multiorgasme…..
Ah…sakit itu…..




Sadomachochism is combination between sadism (getting sexually aroused by incurring humiliation, beating, tying up or otherwise torturin) and masochism (getting sexually aroused by fantasies about being humiliated, beaten, tied up or otherwise tortured)

25 February, 2009

Menanti

Di suatu senja di Bandara Sukarno-Hatta
“Na na na na….” nyanyian seorang gadis kecil berlari riang kesana kemari sambil memainkan bonekanya
"Ajeng, ayo sini makan dulu" ujar sang ibu yang sibuk membujuk anak gadisnya untuk makan.
"Ma, Papa masih lama ya?" tanya anak itu seraya melahap suapan ibunya.
"Sebentar lagi sayang, makanya cepat habiskan makanannya, nanti kalau sudah habis Papa pasti datang" ujar sang ibu sambil tetap berusaha merayu anaknya untuk segera menghabiskan makannya.
Sang anak tanpa tak terlalu perduli dan asik berlompat-lompat kecil.
“Ma, Papa nanti bawain Ajeng boneka lagi ga?” tanya sang anak.
“Iya Jeng, Nanti Papa bawa boneka beruang besar buat kamu” jawabnya sambil menyuapkan makanan ke mulut si anak.

Ah pemandangan itu.
Kapankah aku akan mengalaminya?
Dapatkah…
Sebagai wanita berusia 30 tahunan dengan pekerjaan yang telah mapan, harus aku akui, naluri keibuanku sering muncul bila melihat adegan serupa itu. Aku ingin sekali mempunyai momongan, mengurusi anak dan keluarga sebagaimana layakannya seorang wanita.
Aku hanya berpikir, wajarkan aku memimpikan itu......
Setiap aku melihat wanita yang sedang berjalan-jalan menggandeng anaknya, rasa iri itu kadang tumbuh.
Kapankah waktuku....
Dapatkah....

Tiba-tiba dari pengeras suara terdengar pengumuman pesawat dengan penerbangan JAL JO0725 dari Tokyo telah mendarat, membuyarkan lamunanku. Pesawat yang membawa orang yang telah empat tahun mengisi keseharianku, yang telah memberikan banyak warna-warni kehidupanku, yang telah menjadi kekasih hatiku, akhirnya tiba jua. Tak sabar aku ingin segera berjumpa dengannya setelah 2 bulan lebih lamanya dia menjalankan dinasnya di Tokyo.
Bergegas aku merapikan riasan wajah dan pakaianku. Aku selalu ingin tampak sempurna didepannya. Dan dengan penuh ketidaksabaran aku berdiri didepan gerbang pintu keluar penumpang menantinya.

Akhirnya sang buah hatiku tiba. Tak terasa binar-binar wajahku terpancar saat melihatnya dari kejauhan. Segera aku meneriakan namanya agar dia melihat dan menghampiriku.
"Santi...Santi...", teriakku sambil melambaikan tangan.



Let the water fLow….

Searching…

Oh My God Terkejut aku ketika aku membuka emailku. Sumpah aku benar-benar tak menyangka akan mendapatkan email dari dia. Bagaimana caranya dia bisa mengetahui emailku? Kami tidak pernah berhubungan lewat email, aku bahkan tidak pernah memberitahukan emailku ini. ah...pasti dia mensearching di searching machine berdasarkan namaku. Dia kan bukan orang gaptek. Jujur sejujurnya dalam hatiku aku berharap blogku ini muncul didalam hasil searching machine sehingga terbaca olehnya.....


Just 4 u

24 February, 2009

Tulis...

Ketika aku sedang berjalan-jalan di Pelangi, tiba-tiba pundakku ditepuk dri belakang.
“Hai Don!”
Mendadak sontak aku terkejut dan berpaling ke belakang.
Ternyata Jefri, sahabat lamaku yang telah lama menghilang karena pindah ke Surabaya.
“Woi Jef. Bikin kaget aja. Gue kirain siapa”
“Kapan dari Surabaya? Kok ga ngasih kabar? Gila uda lama banget kita ga ketemu”
“Baru kemarin kok, iya nih uda setahun lebih kita ga ketemu. Ama siapa lo?”
“Sendirian. Elo sendiri ama siapa?”
"Sama, sendirian juga. Kita ke foodcord yu, ngobrol-ngobrol disana”
Langsung saja ajakan Jefri aku setujui. Kita pun akhirnya ngobrol ngalo ngidur layaknya dua saudara. Lalu tiba-tiba Jefri berkata, “Don, elo kok kayanya beda deh, ada yang berubah, ga kaya yang dulu gue kenal. Terakhir kita ketemu pas gue mau pindah ke Surabaya elo tuh masih energik denganraut muka yang selalu berseri-seri”.
“Sekarang muka elo lusu, ada nih man? Cerita dong”
Ah Jefri masih saja mengenalku dengan baik. Dari dulu kalau aku terlibat masalah dia pasti tau tanpa aku kasih tau. Dan samapi sekarang pun dia mengetahui keadaan hatiku yang sedang galau.
“Iya nih Jef, gue lagi sedih banget”
“Gue baru putus ama Ana, gue sedih banget”
“Loh kenapa Don?”
“Terakhir kita ketemu hubungan elo ama Ana masih mesra-mesra aja, Gue pikir elo bakal berlanjut ke pernikahan”
“Ntah lah Jef”
“Persoalannya terlalu rumit”
“Sebenarnya gue uda tau kalau kita bakal bubaran, gue uda siap mental buat ngadapinnya.....tapi tetap aja ternyata itu ga mudah”
“Dua hari yang lalu, gue dan Ana ngomongin tentang masalah yang kita hadapin…dan emang penyesalaian terbaik adalah kita bubar walaupun aku udah berusaha untuk tidak bubar”
“Gue nangis Jef”
“Apalagi pas kemarin kta resmi menyatakan bubaran”
“Gue nangis semalaman, mungkin mata gue sekarang masih bengkak”
“Gue cengeng ya Jef”
“Uda lah Don”
“Wajar lagi kalau elo sedih, namanya juga baru putus. Apalagi kalau dilihat elo emang sayang banget ama Ana”
“Gue aja, yang orang-orang bilang suka bikin rame, periang, seru, ga bakal marah sama orang apalagi sampai nangis, pas gue putus sama Dita…..wah gue uda kaya orang edan. Gue nangis dibawah pohon dipinggir jalan. Hancur banget gue waktu itu”
“Dua bulan gue ga kemana-mana”
“Gue ngurung diri dikosan aja”

“Loh elo uda utus ama Dita?”
“Kapan Jef? Kok elo ga bilang-bilang?”
“Kejadiannya di Surabaya Don”
“Dan emang gue ga mau bilang siapa-siapa”
“Elo tau sendiri , dulu gue ngotot minta ditempatin ke kantor gue yang di Surabaya biar gue bisa tetep bareng apa Dita yang udah dikirim dinas kesana”
“Ga taunya pas gue uda bisa pindah kesana, semena-mena gue diputusi”
“Gue sendirian disana Don”
“Sedih banget gue”
“Sampai akhirnya gue ketemu temen dan dia mengajurkan gue buat menulis”
“Dia bilang, coba nulis Jef. Jangan biarkan otakmu terus-terusan memikirkan Dita”
“Akhirnya gue pun mulai menulis, gue nulis diblog. Dan tau ga Don? Selain gue akhirnya gue bisa menyembuhkan sakit dan sedihnya perasaan gue, gue akhirnya gue mampu menyelesaikan sebuah novel. Dan sekarang novel gue lagi diedit. Doain Don biar ada penerbit yang mau nerbitin”
“Makanya Don, biar elo ga terlalu larut dalam kesedihan, coba deh elo nulis. Tulis apa aja, ga perlu tentang Ana, pokoknya apa aja”
“Ah..elo kan emang terkenal kreatip Jef. Kreatipnya pake ‘P’ lagi. Lah gue? Mana Bisa”
“Bisa Don, percaya deh. Gue dulu juga awalnya susah banget. Tapi sekarang ya….gue lagi nyelesain novel gue yang kedua”
“Ayo Don, coba deh. Dari dulu elo kalau cerita pasti enak didengernya dan yang dengerinya pasti ikut ngerasa keseruan dari cerita-cerita elo”
Aku hanya memandang kosong ke keluar jendela.
Dua minggu sudah setelah pertemuanku dengan Jefri. Dan dua minggu sudah hampir tiap malam aku tidak bisa tidur meratapi kesendirianku. Dan akhirnya akupun mulai menulis.

Oh Tuhan, tolong hilangkan rasa kesepian ini……

Tx 2 Al my inspiration