28 November, 2009

Soto Mama

‘Elo ga nyate?’ Entah berapa kali gw ditanya ama ky gitu kmrn. Mungkin untuk beberapa orang Idul Adha Identik dengan buat sate. Tapi setau gw emang ga ada masakan khusus di Idul Adha, ga kaya Idul Fitri yang semuanya bikin ketupat. Kalau dirumah gw, setiap Idul adha nyokap gw pasti deh buat soto Padang. Karena bokap n nyokap gw tiap tiap Idul Fitri selalu di kampung (baca/klik: Rahmat Ramadhan), jadi kl Idul Adha nyokap pasti nyiapin secara khusus. Buat bikin soto Padang ini aja nyokap uda nyiapin dr 2 hari yg lalu. Soto ini andalan nyokap gw. Semua sodara gw selalu bilang enak dan kalau ada acara2 keluarga nyokap sering diminta buat soto ini. Soto ini jg lah yg sering ngebuat sodara2 gw dteng ke rmh pas Idul Adha.

Sebenernya sih soto nyokap gw biasa aja. Ga ada bahan baku yg istimewa. Hanya saja semua bumbunya dibanyakin jd benar2 lebih berasa. Oiya…nyokap selalu make tulang2 besar agar dapat sumsumnya. Sumsum ini yang bikin kuah sotonya jd enak tenan. Trus untuk dagingnya juga diiris2 tebal. Perkedelnya juga kentangnya ditumbuk ampe bnr2 ancur semuanya tp pas kl uda mateng pas dipotong perkedelnya ga ancur. Bawang gorengnya pun harus bawang goreng yang fresh biar brasa kriuknya.Inget ya..karena bumbu2nya emang banyak, bhuat yang ga suka pedes harus dibilang jangan pake sambel karena kuahnya uda berasa pedes. Tapi jangan kuatir walaupun brasa pedes tp tetep enak. Mau coba ?



Tx mom 4 delicious soto

23 November, 2009

iNAFFF

Kemarin merupakan akhir dari iNAFFF - Indonesia International Fantastic Film Festival 2009. Festival film ini baru tiga kali diadakan dengan tahun ini. Walaupun masih terbilang baru, festival ini sudah mempunyai penggemarnya tersendiri. Dari tahun ke tahun pun terlihat adanya peningkatan penonton yang signifikan.

Awalnya festival ini dikenal dengan nama Scream Festival. Dari namanya pasti sudah bisa ditebak film apa yang akan disuguhkan pasti yang diharapkan membuat penonton berteriak. Berteriak ketakutan tentunya. Yup. benar, film yang disuguhkan adalah film2 horor. Waktu itu banyak disuguhkan film2 horor Asia yang saat itu memang lagi ngetrend, seperti Thailand, Korea dan Jepang. Gw dan Ad gw sebagai pencinta film horor jelas aja suka pas tau ada festival film horor. Hanya saja pas saat itu gw rada sedikit kecewa nontonnya. Karena waktu gw nonton entah kenapa penontonnya pada teteriakan yang jelas. Bukan berarti Scream Fest trus harus sebentar2 teriak. Apalagi pas adegan yang ga serem penontonnya uda teriak duluan. Gw sampe mikir bahwa yang nonton ini bukan pencita film apalagi film horor tp karena mau ikutan eforia dari Scream Festival. Bayangin aja karena terlalu sering berteriaknya gw jadi serasa naik wahana di DUFAN.

Tahun berikutnya, dengan ditambahnya beberapa genre film selain horor, yaitu thriller, sci-fi, animasi dan fantasi maka festival ini berganti nama menjadi iNAFFF. Mungkin karena bukan hanya horor saja yang diputer menyebabkan animo masyarakat menjadi bertambah. Penontonnya pun sudah bisa dibilang sudah ga norak lagi. Sudah tidak berteriakan yang ga karuan. Film2 yang disuguhkan juga benar2 beragam. Ada satu nilai plus buat gw untuk iNAFFF tahun lalu, yaitu dengan diputarnya film SAW V. Film bergenre slasher yang paling dinanti.

Rupanya penggemar film bergenre slasher semakin banyak terbukti dari iNAFFF tahun ini berlimpah film bergenre ini. Bahkan film horor klasik yang penuh dengan setan hanya diwakili oleh back2back 4bia (4bia dan Phobia2), film horor Thailand yang sangat sangat gw rekomendasikan buat ditonton. Kesuksesan film bergenre slusher ini dapat dilihat dari diputarnya film bergenre ini sebagai Opening Film. Yang patut dibanggakan disini, Openening Film_nya merupakan film Indonesia (baca/klik: Ramah Dara (Macabre)). Gw sebagai penggemar slasher puas banget dengan iNAFFF kali ini. Penontonnya pun sudah benar2 dapat mengapresiasikan filmnya dengan baik. Satu yang sangat disayangkan pada iNAFFF kali ini adalah tidak diputarnya SAW VI. Tapi dari keseluruhannya two thumbs up buat iNAFFF kali ini. Dan pemilihan Closing Film_nya juga tepat banget, yaitu film The 4th Kind. Dimana menurut salah satu refrensi yang gw baca (TOTAL Film), film ini punya 2 kemungkinan penerimaan penontonnya yaitu either you’re be fully amaze or you’re bored to death. Dan buat gw, film ini……

Damn! I can’t wait for the next iNAFFF


Film horor bukanlah sesuatu yang harus ditakuti…

15 November, 2009

Rumah Dara (Macabre)

Jumat kemarin ini tgl 13 November 2009, alias Friday the 13th (kalau Jumatnya Jumat Kliwon pas bgt tuh) gw nonton film Indonesia. Jujur aja gw jarang banget ntn film Indonesia di bioskop. Tapi kali ini gw malah ngeburu2 tiketnya.

Ada beberapa alesan kenapa gw ngejar film ini. Film ini merupakan opening movie Indonesia Internatioan Fantastic Film Festval atau iNAFFF 2009 (baca/klik : iNAFFF). Uniknya film ini uda diputer dibeberapa negara seperti di Singapura, Amerika Utara, Korea. Hebatnya, film ini juga dapat pengharagan, seperti Shareefa Danish memenangkan penghargaan pemain wanita terbaik di Puchon Internationa Fantastic Film Festival 2009.

Kalau buat gw sih ini film sebenernya tentang perjuangan seorang Ibu yang mendidik ketiga anaknya agar bisa menglangsungi kehidupan mereka. Sang ibu yang mengajarkan ketiga anaknya melestarikan kebudayaan yang dianutnya. Suatu kebudayaan yang sudah sangat jarang dianut. Kalau dilihat, Ibu ini juga sangat pintar karena dia tau rahasia untuk panjang umur dan awet muda. Juga punya keahlian memasak yang hebat. Walaupun terlihat dingin, Ibu ini mempunyai suatu keahlian seni yang tinggi, dimana bila orang2 biasanya akan melakukan sembarangan tapi ditangan si Ibu dapat terlahir suatu keindahan sempurna. Orang akan terpukau oleh pelajaran2 yang diajaran Ibu ini ke anak2nya. Ga salah juga kalau penonton yang merasakan gemas melihat si Ibu yang merupakan tokoh sentral film ini.

Sang Ibu inilah yang diperankan oleh Shareefa Danish, yang biasa memarankan gadis lugu dan lucu di Coffee Bean Show (Trans Tv). Wajar kalau dia menang sebagai artis terbaik karena difilm ini dia tampil 180 derajat berbeda dapat memerankan sosok sang Ibu dengan sempurna. Sayangnya ada beberapa tokoh yang terlihat overacting difilm ini. Untung saja jalinan cerita yang berbeda dari film2 Indonesia pada umunya dapat menutupi kekurangan2 yang ada difilm ini. Untuk efek yang dihasilkan, gw bisa bilang untuk ukuran film Indonesia bagus banget. Ga salah juga kalau Mo Brothers (sang sutradara) mengatakan kalau film ini mahal dan susah dibuatnya.

Penasaran dengan film ini? Nonton deh. Gw rekomendasikan untuk ditonton. Tapi harus sabar ya karena film ini br di putar di indonesia tanggal 22 Januari 2010.


Macabre = mengerikan, menakutkan (eng.)

10 November, 2009

Nonton Film di Pusat Kebudayaan

Festival Film Eropa : Europe on screen 2009 lagi digelar di Jakarta dari tanggal 6 – 13 November 2009. Film-film yang diputer lebih ke kehidupan keseharian masyarakat Eropa. Sangat berbeda dengan film-film hollywood yang lebih memperlihatkan sisi glamornya negara2 Eropa. Festival ini diputer di beberapa pusat kebudayan negara Eropa yg ada di Jakarta. Karena gw sering ntn festival2 film jd gw lumayan sering nonton di pusat2 kebudayaan. Pusat2 kebudayaan yang sering jadi partisipan festival film diantaranya (silahkan klik namanya untuk langsung terhubung ke situs resminya) :
Istituto Italiano di Cultural atau Pusat Kebudayaan Itali. Terletak jalan HOS Cokroaminoto 117 Menteng Jakarta, di dekat jembatan Kuningan dan diseberang resto Izzy Pizza. Berbentuk sama seperti rumah-rumah pada umumnya yang ada di Menteng. Di paviliunnya inilah yang sering dijadikan mini theater untuk pemutaran film. Ruanganya tidak terlalu luas. Berbentuk segiempat dengan layar proyektor ditengah-tengahnya dan 2 speaker yang menggatung di pojok-pojok ruangan. Ditempat ini dapat menampung kurang lebih 100 penonton. Gw sarankan kalau mau nonton disini lebih baik datang lebih cepat agar bisa mendapatkan 3 baris didepan. Karena 3 baris terdepan ini disediakan kursi santai seperti buat orang berjemur. Jadi kita bisa nonton dengan posisi agak rebah. Santai kan. Tapi kalau deretan kursi santai ini sudah penuh, maka siap2 aja untuk duduk dikursi2 seperti yg ada di kawinan2.
Erasmushuis atau Pusat Kebudayaan Belanda. Terletak di jalan H. R. Rasuna Said kav. 5-3 Kuningan Jakarta, persis dibelakang Kedutaan Belanda. Di Erasmushuis ini terdapat gedung bertingkat 2 yang memang dikhususkan untuk acara-acara yang bersifat kebudayaan, seperti pameran lukisan atau pertunjukan kesenian. Di lantai 2 gedung ini terdapat aula besar yang mempunyai panggung yang lumayan besar didepan dan ruang operator dibelakang ruangan ini. Di atas panggung inilah tempat layar proyektor diletakan. Ruangannya sendiri cukup besar, bisa menampung kurang lebih 350 orang. Sayangnya keleluasan gedung ini tidak didukung dengan kursi yang ada. Kursi disini hanya berupa deretan bangku kawinan dengan lantai yang nyaris rata, sehingga dianjurkan untuk tidak duduk dibelakang orang yg tubuhnya tidak terlalu besar. Kalau mau nonton disini, jangan lupa untuk mampir ketaman yang ada di belakang gedung ini (baca : cozy beautiful Sunday afternoon). Tamannya cozy banget, pas banget untuk duduk2 disore hari sambil baca buku.
Centres Culturels Français (CCF) atau Pusat Kebudayaan Prancis. Terletak di jalan Salemba Raya 25 Jakarta, tepatnya diseberang kampus UI Salemba dan disebelah RS Saint Carolus. Di CCF inilah yang benar2 punya ruangan yg bener2 khusus muter film, jadi bisa gw bilang mini bioskop. Layar proyektornya boleh dibilang hampir menutupi dinding depannya dengan 2 speaker besar disampingnya. Seluruh dindingnya berlapis bahan kedap suara sehingga soundnya bener2 bisa dibanggakan. Tempat duduknya pun setara dengan yang ada di bioskop 21. Spot ternyaman adalah baris ke 2 dari atas deret ke 3 dari luar. Hanya saja ruangannya kecil, hanya bisa menampung 44 penonton. Jadi kalau mau nonton disini harus cepet2 datang biar ga diabisan tempat.
Goethe Institut atau Pusat Kebudayaan Jerman. Terletak di jalan Sam Ratulangi 9-15 Menteng Jakarta. Letaknya didaerah belakang Mesjid Cut Mutia Menteng. Di Geothe ini mempunya gedung khusus buat pertunjukan yang bernama GoetheHaus. Gedung ini dilengkapi oleh perlengkapan modern dan letak kursi penonton yang perundak. Jadi tidak usah takut terhalang oleh penonton yang ada diduduk didepan. Kursinya pun cukup nyaman walau sendarannya agak pendek. Gw saranin untuk duduk dibawah balkon, karena dapat menyender didinding yang ada dibelakang kursi. Gedung yang dapat menampung 300 penonton inilah tempat favorit gw untuk nonton.

Menonton tidak harus di bioskop atau dikamar