Akhirnya gw sempet juga nonton film di Festival Film Perancis 2009 (FFP 09), setelah gw kira ga bakal bisa gw tonton karena jadwal kerja dan acara gw yang lainnya (deuh…sok sibuk bgt deh). Gw nonton FFP 09 bukan karena sok-sok_an aja tapi karena gw emang suka banget nonton. Hampir semua genre film gw tonton. Apalgi kalau ada festival film kaya ini, pasti gw tonton. Kayaynya gw rugi kalau ga sempet nonton di FFP 09 kali ini.
Di FFP 09 kali ini gw nonton dihari terakhir di Jakarta, judulnya Je crois que je l’aime (nulisnya aja susah gimana bacanya ya….hehehehe). Film komedi romantis. Ada orang yang bilang kalau film Perancis itu pasti awal sampai ditengah filmnya ngebosenin, baru diakhir serunya. Dia salah tuh, film yang gw tonton ini dari awal sampai akhir ga ngebosen. Lucu. Terbukti hampir semua penonton ketawa ngakak (termasuk gw pastinya). Cerita tentang seorang bos perusahan besar yang jatuh cinta pada pandangan pertama ama seorang cewe seniman kramik yang lagi membuat ornamen digedung perusahan orang itu. Karena pernah trauma dengan kegagalan perkawinannya, maka dia menyuruh detektif untuk mengikutin dan mencari tau semua hal tentang cewe itu. Detektif ini bukan hanya mengikutin cewe itu saja, tapi juga memakai alat-alat canggih seperti kamera tersembunyi dirumah cewe itu. Ternyata perjalanannya cinta merekapun berjalan mulus. Orang itupun menyuruh detektifnya untuk melepaskan semua alat-alat pengintainya. Dan uda ketebak dong kalau pas detektif itu lagi ngelepas alat-alat penyadapnya kepergok ama cewe itu. Marahlah itu cewe dan menyebabkan dua pasang itu stres dan tidak mau saling berhubungan (cewenya sih yang ga mau berhubungan lagi). Karena merasa bersalah telah gagal menjalankan tugasnya sampai bisa kepergok, detektif itu berusaha menjelaskan kalau bosnya memang melakukannya penyadapan berdasarkan cinta dan diam-diam detektif itu merekam kehidupan bosnya yang stres ditinggal cewe itu. Luluhlah hati cewe itu. Dan…yap….happy ending pastinya.
Ada yang janggal pas gw nonton film ini. Disebelah gw duduk pasangan bule Perancis (gw tau karena sebelum film diputar mereka ngobrol dengan bahasa Perancis). Yang cewe duduk tepat disebelah kanan gw dan yang cowo disebalah kanan cewenya (lah iyalah, masa disebelah kiri gw, jadinya gw ditengah-tengah mereka dong kalo gitu). Mereka duduk dengan tenang. Sakin tenangnya mereka ga ngobrol sama sekali pas film diputar. Termasuk ketika adegan yang lucu yang bikin semua orang ketawa terbahak-bahak, mereka tetep diam. Tenang. Tanpa ekspresi. Gw jadi mikir apa jangan-jangan di Perancis ada peraturan ketat yang tidak memperbolehkan orang ngobrol dan bahkan ketawa saat nonton film komedi??? Kalaupun ada, comon…vous êtes à Jakarta Madam, vous êtes en Indonésie Monsieur. Vous n'êtes pas dans le Français. Heran deh masa film selucu ini mereka ga ketawa. Padahalkan ini film dengan kultur mereka. Atau jangan-jangan mereka ga ngerti bahasa Inggris ya? Secara filmnya pake teks bahasa Inggris bukan Perancis…..cekcekcek…..bule yang aneh.
pardonnez-moi si mon français n'est pas correct…heheheh
Di FFP 09 kali ini gw nonton dihari terakhir di Jakarta, judulnya Je crois que je l’aime (nulisnya aja susah gimana bacanya ya….hehehehe). Film komedi romantis. Ada orang yang bilang kalau film Perancis itu pasti awal sampai ditengah filmnya ngebosenin, baru diakhir serunya. Dia salah tuh, film yang gw tonton ini dari awal sampai akhir ga ngebosen. Lucu. Terbukti hampir semua penonton ketawa ngakak (termasuk gw pastinya). Cerita tentang seorang bos perusahan besar yang jatuh cinta pada pandangan pertama ama seorang cewe seniman kramik yang lagi membuat ornamen digedung perusahan orang itu. Karena pernah trauma dengan kegagalan perkawinannya, maka dia menyuruh detektif untuk mengikutin dan mencari tau semua hal tentang cewe itu. Detektif ini bukan hanya mengikutin cewe itu saja, tapi juga memakai alat-alat canggih seperti kamera tersembunyi dirumah cewe itu. Ternyata perjalanannya cinta merekapun berjalan mulus. Orang itupun menyuruh detektifnya untuk melepaskan semua alat-alat pengintainya. Dan uda ketebak dong kalau pas detektif itu lagi ngelepas alat-alat penyadapnya kepergok ama cewe itu. Marahlah itu cewe dan menyebabkan dua pasang itu stres dan tidak mau saling berhubungan (cewenya sih yang ga mau berhubungan lagi). Karena merasa bersalah telah gagal menjalankan tugasnya sampai bisa kepergok, detektif itu berusaha menjelaskan kalau bosnya memang melakukannya penyadapan berdasarkan cinta dan diam-diam detektif itu merekam kehidupan bosnya yang stres ditinggal cewe itu. Luluhlah hati cewe itu. Dan…yap….happy ending pastinya.
Ada yang janggal pas gw nonton film ini. Disebelah gw duduk pasangan bule Perancis (gw tau karena sebelum film diputar mereka ngobrol dengan bahasa Perancis). Yang cewe duduk tepat disebelah kanan gw dan yang cowo disebalah kanan cewenya (lah iyalah, masa disebelah kiri gw, jadinya gw ditengah-tengah mereka dong kalo gitu). Mereka duduk dengan tenang. Sakin tenangnya mereka ga ngobrol sama sekali pas film diputar. Termasuk ketika adegan yang lucu yang bikin semua orang ketawa terbahak-bahak, mereka tetep diam. Tenang. Tanpa ekspresi. Gw jadi mikir apa jangan-jangan di Perancis ada peraturan ketat yang tidak memperbolehkan orang ngobrol dan bahkan ketawa saat nonton film komedi??? Kalaupun ada, comon…vous êtes à Jakarta Madam, vous êtes en Indonésie Monsieur. Vous n'êtes pas dans le Français. Heran deh masa film selucu ini mereka ga ketawa. Padahalkan ini film dengan kultur mereka. Atau jangan-jangan mereka ga ngerti bahasa Inggris ya? Secara filmnya pake teks bahasa Inggris bukan Perancis…..cekcekcek…..bule yang aneh.
pardonnez-moi si mon français n'est pas correct…heheheh