04 August, 2010

Saraf terjepit (Indonesia vs Malaka)

Apakah saraf dapat terjepit? Jawabannya bisa

"Penyebab saraf terjepit ini bisa degeneratif (penurunan), beban kerja yang terlalu berat, sering angkat beban, mengangkat sesuatu yang melebihi kemampuan fisik dan kegemukan," ujar Dr. Syafrizal Abubakar, SpBS saat dihubungi detikHealth, Rabu (19/8/2009).
Efek yang ditimbulkan jika seseorang mengalami saraf terjepit adalah nyeri dengan kadar yang berbeda-beda, kesemutan yang bisa menyebar atau menjalar dan bahkan bisa sampai menyebabkan kelumpuhan.
Source : detikhealth

In lah yang dialami papa gw. Sejak seminggu lalu Papa dirawat di rumah sakit dikawasan Salemba Tengah dengan maksud untuk di operasi. Pertimbangan pemilihan ke rumah sakit ini juga hasil rujukan profesor dokter bedah saraf (yang sudah kawakan) yang akan mengoperasi Papa. Begitu masuk rumah sakit ini Papa dinyatakan mempunyai gula yang sangat tinggi (lebih dari 500) padahal Papa tidak ada riwayat gula yng sedemikian tingginya. Hal ini membuat pihak rumah sakit tidak mau mengoperasi. Gula Papa harus diturunkan dulu. Alhasil Papa dirawat sambil dipantau gulanya, bila gulanya sudah turun baru dioperasi.

Entah kenapa selama dalam perawatan gula Papa seperti yoyo saja, naik turun secara draktis. Karena diduga Papa stres maka Papa dikasih obat penenang. Yang ada Papa jadi seperti orang sempoyongan. Ditambah lagi Papa diberi peringan rasa sakit berdosis tinggi. Papa jadi benar-benar dibuat tak bedaya. Maunya hanya tidur saja. lagi diajak ngobrol bisa langusng tertidur. Bahkan lagi menguyah makanan pun Papa bisa ketiduran. Daya ingat Papa juga jadi menurun. Baru saja sholat sudah mau sholat lagi. Melihat keadaan Papa yang seperti itu dan tidak adanya kemajuannya ditambah kedua tangan Papa yang menjadi bengkak karena diinfus dan disuntik kami sekeluarganya pun berembuk dan memutuskan untuk membawa Papa ke Malaka Malaysia untuk diobati disana.

Akhirnya kemarin pagi Papa berserta Mama ditemani saudara yang pernah berobat disana pergi ke Malaka. Sesampai disana Papa langsung dilarikan ke rumah sakitnya. Papa langsung medapatkan perawatan dan diperiksa oleh para dokter disana.

Sorenya Papa dan Mama langsung mendapatkan hasil jawaban kalau Papa harus dirawat dulu selama dua hari untuk menetralisir gula dan jantung baru kemudian dioperasi. Mama pun langsung diberi penjelasan mengenai proses pengoperasiannya. Yang mengherakan dokter di sana mengakatan proses operasi Papa hanya memakan waktu 1.5 jam saja padahal dokter di Jakarta mengatakan operasinya memakan waktu 4.5 jam. Dokter di Malaka juga menyayangkan bengkak pada kedua tangan Papa. Bengkak ini terjadi kerena infeksi pada saat diinfus. Malamnya Papa menelpon dari Malaka dan dapat berbicara dengan jelas. Terdengar jelas kalau Papa sudah segar tidak seperti waktu dirawat di rumah sakit disini.

Sebenarnya Papa dibawa berobat ke Malaka bukan karena kita tidak percaya dengan pengobatan di Indonesia (walaupun terlihat jelas perbeda cara penanganannya) atau mau gaya-gayaan dan unjuk kekayaan. Kami bukan dari keluarga kaya, biaya pengobatan Papa juga hasil patungan keluarga besar. Kami melakukan ini hanya mengingikan yang terbaik buat Papa dan ingin Papa cepat sembuh.


Get well soon Pap, we love u Pap

16 comments:

Unknown said...

memang banyak yg bilang kalo RS di luar negeri lebih kompeten. Bukan berarti gak percaya dg RS di Indonesia, tapi sudah banyak buktinya kok.

Entah kapan bisa berubah ya....

Hanya bisa bantu doa ya..Semoga papamu lekas sembuh dan bisa segera kembali ke tanah air.

GBU.

Batzsurya said...

berobat ke luar negri bukan berarti unjuk kekayaan..tapi kita hanya ingin berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang kita sayangi.. semoga papa u bisa segera sembuh ya ..

Cipu said...

Alhamdulillah Papa nya Exort sudah membaik. Gak heran yah banyak orang yang berobat di luar. Kalo kualitas pelayanan dalam negeri memang tak sebaik di luar, ya sah sah saja lah kalo mau berobat keluar.

Semoga papa exort sembuh segera. Amiiin

Cipu

Aulawi Ahmad said...

begitulah beda kualitas pelayanan RS di Indo dgn luar bro :(..moga Papamu segera sembuh n sehat seperti sediakala ye..amiin

jasmine said...

semoga papa nya lekas sembuh iah ka,memang seperti itu,kadang aku bermimpi untuk tinggal di negeri orang saja,huft.

om rame said...

semoga beLiau cepat diberi kesembuhan seperti sedia kaLa.

Arman said...

moga2 papanya cepet sembuh ya...

berobat ke luar emang gak ada salahnya. dan bukan karena sok pamer. tapi emang kenyataannya masih banyak dokter di indo yang kurang teliti/cermat. beda ama dokter2 di luar (rata2 ya). jadi emang gak ada salahnya untuk periksa ke luar. untuk second opinion juga kan...

Meutia Halida Khairani said...

dulu juga tetangga saya di vonish menderita kanker tulang di RS Indonesia. Semula ortunya udah stress dengerin itu, trus dibawa ke RS Malaysia juga.
Eh disana cm sakiit apaa gitu (lupa gw) dan ngga butuh operasi ato kemoterapi. sekarang udah sehatt bgt..
gile aja kalo sampe kanker tulang, semuanya juga shock dengernya..

Semoga Papa lo cepet sembuh yah.. aminn :)

exort said...

@all : Terima kasih ats perhatian dan doanya, saya sangat menghargainya

Unknown said...

papamu sudah pulang ke Jakarta?

tukangpoto said...

Semoga papanya bisa lekas sembuh,ya mas..papa saya sudah bisa tersenyum sekarang, senang bisa mengetahui hal itu..:)

Darsuna Mardhiah said...

semoga papa exort cepat sembuh ya..
dan bisa berkumpul kembali bersama keluarga di indonesia..

miris sih lihat comment org2..
tapi mau gimana lagi kalo kenyataannya seperti itu...

sebenarnya di pengobatan di luar (malaka) itu lebih menonjol krn service yang lebih baik dan mereka didukung oleh peralatan mereka yang canggih...*sarana dan prasana mereka lebih baik dari pada di indo

(dulu, kakek aq juga lebih senang bolak-balik kesana,sebelum akhirnya meninggal)

kalo SDM dokter sama saja... malah orang2 malaysia banyak sekolah di Fakultas kedokteran di indonesia.. kayak di unpad, dan ditempat aq sendiri di unsri palembang...

yah kalau mau dibandingkan isi kepala mahasiswa indo jauh lebih baik kayaknya..hwahhahaa *narsis mode on

untuk waktu operasi kalau pengalaman aq sih... 4,5 jam versi indonesia itu udah mulai dari masuk ke ruangan steril (bukan ruang operasinya) nunggu disana sampai operasi sebelumnya selesai, kemudian msk ke ruang operasi, baru dokter anestesi bekerja, pasien sudah tidak sadar lagi,baru dokter bedah yang ada diruang khusus dokter (masih dlm gedung yg sama) datang, dan mulai mengoperasi hingga selesai,setelah disadarkan oleh dokter anestesi, ga langsung dipulangkan ke bangsal,tapi di masukkan sementara ke ruang observasi, kira2 sudah aman..baru deh dikeluarkan dari gedung operasi dan bertemu keluarga..

berdasarkan pengalaman saya..
operasi bedah syaraf ga akan selama itu..

4 jam untuk bedah itu biasanya pada laparatomi (operasi membuka isi perut) atau operasi ortopedi untuk pasang skrup dan wire di tulang...

sekian info dari saya..
semoga image dokter indonesia sedikit terangkat.. :P

dulu aq juga pernah posting ttg laporan operasi bedah..
http://darsuna-myhiddenminds.blogspot.com/search/label/laporan%20operasi

bisa di lihat...

merry go round said...

Exort....

maap ya, baru tau klo papanya sakit. Semoga cepet sembuh ya, cepet sehat kembali, Amin.

Cuma bisa bantu doa dari sini :)

exort said...

@fanny : belum pulang juga fan

@tukangpoto : makasi ya

@darsuna : lah kenapa ga satupun dokter yang ngejalasin seperti kamu ya?

@rossa : gpp ros, makasi ya

Bung Iwan said...

get well soon. :)

Anonymous said...

semoga
cepet sembuh ya