Don’t judge the book by its the cover. Rupanya quote ini gw labrak dengan penuh kesadaran. Gimana tidak, buku yang bersampul broken white nyaris polos ini menarik mata gw ketika gw sekedar mampir di Aksara. Gw lgsg mengambil dan membaca judulnya yg hanya tertulis sederhana dipojok kiri atas, “Negeri Para Peri”. Gw tertarik dr sampulnya dan judulnya, lalu gw balik buku. Refrensi2 yang tertulis membuat gw jd penasaran. Cerpen tergelap? Kata-kata punya kehidupan sendiri? Alam bawah sadar? Gelap? Semuanya menjadi gw semakin penasaran. Kebetulan gw menemukan bukunya yg tidak terplastik, gwpun mengintip sedikit didalamnya. Dan…….ya ampun…….gw mesti beli buku ini.
Karena waktu itu gw tidak memungkinkan lgsg membeli buku ini, gw tunda keinginan gw untuk memelikinya. Sayangnya buku yg terletak di bagian sastra ini lumayan susah didapat di Gramedia. Setelah gw cari di 3 Gramedia, barulah gw mendapatkannya.
Buku ini merupakan kumpulan 16 cerita pendek dari Avianti Armand. Dan Negeri Para Peri ini merupakan salah satu judul cerpennya. Hampir semuanya ceritanya menceritakan kehidupan seorang wanita, mgkn karena penulisanya juga wanita. Tapi ada beberapa dari cerita ini yg tidak biasa untuk diceritakan. Walau kata2nya tersusun dengan indah tapi bisa membangun nuansa kelabu bahkan gelap dari ceritanya. Kebrutalan dan erotis yang ada disusun dengan indahnya. Alur ceritanya terkadang mengagetkan pada endingnya.
Bukannya gw mau membandingkan atau menyama2kan karena siapalah gw ini. Jujur aja gw ga tau siapa itu Avianti Armand dan karya2nya sebelumnya. Tapi cerita2nya punya benang merah dengan cerita fiksi yang gw tulis disini. Yaitu menceritakan sisi gelap yang jarang disentuh dan ending yang sering tak terduga. Bahkan cerpennya yang berjudul “Aku Telah Mengenal Dia” membahas hal yg sama dengan tulisan gw yang “Sakit itu…”. Tentunya dengan cerita dan gaya bercertia yang berbeda. Kesamaan yang merupakan kebetulan ini membuat gw jd senang tentunya. Ternyata ada juga penulis yang menulis hal2 yang tidak biasa yg seperti gw tulis.
Dari keseluruhan cerpen2nya, gw suka banget dengan cerpen yang berjudul “Ambang” dan “Cahaya”. Ceritanya bener2 shocking ending. “Cahaya” sendiri mempunyai cerita yang gelap dan ditulis di lembar2 kertas berwarna hitam. Lembar2 dibuku ini memang tidak bernuasa putih. Hampir keseluruhannya berwarna broken white. Dibeberapa tempat terdapat bercak2 seperti kertas usang dan tulisanyapun ditulis dengan font yang tipis. Bahkan pada “Negeri Para Puri” seperti dicetak dengan mesin stensil murahan. Tapi justru dari situlah muncul keindahan yg menyatu dengan cerita2nya. Maka harga Rp. 75.000 untuk buku setebal 173 halaman ini sangatlah pantas.
Saran gw kalau menang tidak suka akan cerita2 suram, jangan baca buku ini. Dan jika mau membaca buku ini juga, ambil waktu yang santai. Jangan baca buru2. Nikmati. Resapi. Karena untaian kata2nya akan membawa ke dunia yang ada di cerita itu. Biar saja buku ini habis dibaca lebih dari sehari. Biarkan segala gangguan yang menggoda dan godaan yang mengganggu hilang, baru baca buku ini.
So….seat back, releax and enjoy the book
Karena waktu itu gw tidak memungkinkan lgsg membeli buku ini, gw tunda keinginan gw untuk memelikinya. Sayangnya buku yg terletak di bagian sastra ini lumayan susah didapat di Gramedia. Setelah gw cari di 3 Gramedia, barulah gw mendapatkannya.
Buku ini merupakan kumpulan 16 cerita pendek dari Avianti Armand. Dan Negeri Para Peri ini merupakan salah satu judul cerpennya. Hampir semuanya ceritanya menceritakan kehidupan seorang wanita, mgkn karena penulisanya juga wanita. Tapi ada beberapa dari cerita ini yg tidak biasa untuk diceritakan. Walau kata2nya tersusun dengan indah tapi bisa membangun nuansa kelabu bahkan gelap dari ceritanya. Kebrutalan dan erotis yang ada disusun dengan indahnya. Alur ceritanya terkadang mengagetkan pada endingnya.
Bukannya gw mau membandingkan atau menyama2kan karena siapalah gw ini. Jujur aja gw ga tau siapa itu Avianti Armand dan karya2nya sebelumnya. Tapi cerita2nya punya benang merah dengan cerita fiksi yang gw tulis disini. Yaitu menceritakan sisi gelap yang jarang disentuh dan ending yang sering tak terduga. Bahkan cerpennya yang berjudul “Aku Telah Mengenal Dia” membahas hal yg sama dengan tulisan gw yang “Sakit itu…”. Tentunya dengan cerita dan gaya bercertia yang berbeda. Kesamaan yang merupakan kebetulan ini membuat gw jd senang tentunya. Ternyata ada juga penulis yang menulis hal2 yang tidak biasa yg seperti gw tulis.
Dari keseluruhan cerpen2nya, gw suka banget dengan cerpen yang berjudul “Ambang” dan “Cahaya”. Ceritanya bener2 shocking ending. “Cahaya” sendiri mempunyai cerita yang gelap dan ditulis di lembar2 kertas berwarna hitam. Lembar2 dibuku ini memang tidak bernuasa putih. Hampir keseluruhannya berwarna broken white. Dibeberapa tempat terdapat bercak2 seperti kertas usang dan tulisanyapun ditulis dengan font yang tipis. Bahkan pada “Negeri Para Puri” seperti dicetak dengan mesin stensil murahan. Tapi justru dari situlah muncul keindahan yg menyatu dengan cerita2nya. Maka harga Rp. 75.000 untuk buku setebal 173 halaman ini sangatlah pantas.
Saran gw kalau menang tidak suka akan cerita2 suram, jangan baca buku ini. Dan jika mau membaca buku ini juga, ambil waktu yang santai. Jangan baca buru2. Nikmati. Resapi. Karena untaian kata2nya akan membawa ke dunia yang ada di cerita itu. Biar saja buku ini habis dibaca lebih dari sehari. Biarkan segala gangguan yang menggoda dan godaan yang mengganggu hilang, baru baca buku ini.
So….seat back, releax and enjoy the book
14 comments:
hehehehe....buku yang sangat bagus tuh bang keliatanya, tapi aku suruh baca cerpen paling maleeess bang...paling bosen plus ngantuk
ternyata abang penulis juga ya?
Jangan lupa pinjemin gw ye....gw pencinta cerpen sejati...meskipun bukan cerpen2 gelap kaya gini...
@ anak singkong : coba deh baca cerpenya yg ini, beda banget....bukan penulis kok, iseng2 aja nulis fiksi di blog ini
@ adut : boleh, nt gw pinjemin
cerpen ya bro...hmmm tambah kreatif cara orang jual buku sekarang ini :) ada aj ide untuk lain dari yg lain he22
avianti itu juga suka nulis puisi di kompas minggu lho. judlnya sih menarik juga ya.
iya gw pernah baca avianti di kompas minggu, susah yaa nyari bukunya........
gua suka baca cerpen.. tapi gak suka yang suram2.. hehe.
met taun baru ya!
assalamualaikum..
covernya menarik bang,
tentu isinya lbih mengejutkan yap
salam
wakss,,saya juga suka baca.hohohoho.
boleh dunk dikirimin..hihhihi
@ aulawi : hebat idenya
@ fany n agus : hehehe ketawan deh gw ga pernah baca kompas mingu
@ arman : biar suram tp bagus loh, met thn baru jg ya
@ neng rara : baca deh kl sempet
@ oche : boleh2, kpn mau diambil? :)
Wah, cerpen yang menarik kayaknya... pengen beli. sudah lama gak meluangkan waktu buat baca n0vel or cerpen..
top idenya tuk jual buuk
wah..ternyata ini bukunya ya..keliatannya menarik..
pinjamin dong xort..di sini kayaknya susah cari tuh buku..
Saya suka .."Cahaya"...karena yang paling gelap!
riella
Post a Comment