Nyaris terlupakan

Dahulu sebelum adanya XXI dan BLITZ, selain di bioskop2 21cineplex group, di Jakarta ada tempat cozy buat nonton namanya MPX Grande. MPX Grande ini bukan sindikat perbioskopan seperti 21 dan Blitz. MPX Grande ini hanya ada di satu tempat, yaitu di komples perbelanjaan Pasaraya Grande Blok M Jakarta. Biokop ini dulu bisa dikatakan high class dan lebih tinggi dari bioskop2 21 saat itu. Harganya juga lebih mahal dari 21 saat itu. Harga yg mahal ini diganjar dengan lobby yang exclusif, luas dan nyaman, teater yang lebih dari 4 (dulu 21 Cuma ada 4 teater), tempat duduk yang lebih banyak, lebar dan nyaman. Ditambah lagi teater 1 nya menggunakan tata suara THX. Sakin exclusifnya, MPX Grande ini sering dipergunakan untuk acara2 spesial seperti pemutara film perdana, nonton bareng dan sejenisnya.

Sayangnya, tanpa gw tau penyebab aslinya, MPX Grande ini semakin lama semakan turun pamornya. Entah karena grup Pasarayanya yg bermasalah, entah karena kalah saingan grup 21cinaplex. Yang jelas MPX Grande mengalami beberapa kali degredasi. Dari tata suara THX yang menghilang sampai lebih banyak film India yg diputer daripada film Holliwood (gw ga bilang film india jelek ya tp setau gw harga memasukan film Bollywood jauh lbh murah dari film Hollywood). Harga tiketnyapun sekarang setingkat dengan 21cineplex kelas menengah.

 

Turunnya harga tiket ga ngebuat MPX Grande menjadi laris. Setau gw walupun sebagus apapun film yg diputer, penontonnya ga pernah penuh. Paling banter hanya setengah dari kapasitasnya. Walau demikian MPX Grande tetap berusaha eksis dengan memutar film2 Hollywood yang terbaru. Kemarin ini gw nonton The Lovely Bones di MPX Grande. Film yang diangkat dr novel ini bercerita dengan setting tahun 70an.

Film The Lovely Bones sendiri menceritakan tentang arwah seorang gadis yang mati terbunuh. Eitz jangan mikir yg serem2 dulu. Film ini 100% film drama yang ga menakutkan. Biarpun ini film drama dengan durasi panjang (2jam 19menit) gw bisa bilang film ini ga ngebosenin. Selain karena untaian cerita yang bagus yang bisa membuat gregetan, gemes dan tertawa, banyak adegan2 di film ini yang puitis sekali. Ada beberapa adegan yang menggunakan metafora mengenai keadaaan setelah kematian sehingga keadaan ‘disana’ terlihat indah.

Film ini ga semata tentang kehidupan di alam ‘sana’ tp juga mengetengahkan keadaan keluarga si gadis itu. Konfliks terbesar terjadi pada tokoh sang Ayah yang sang penasaran menemukan pembunuh anaknya. Disini yg unik dari film ini ternyata arwah di gadis bukan semata penasaran terhadap sang pembunuh (ga kaya film2 Indonesia) melainkan penasaran terhadap……

Nonton aja sendiri ye hehehehe gw uda kebanyakan nyeritain nih. Gw rekomendasiin deh nih film. Gw juga merekomendasiin buat nonton di MPX Grande buat yang ga suka ngantri.

Yang lama jangan dilupakan