Pulau : Sebuah Perjalanan

Setelah beberapa kali tertunda, saya berserta Adit, Bowo dan Maulana akhirnya jadi juga brangkat ke Pulau Tidung. Ternyata perjalanan ke Pulau Tidung yang dengan menggunakan kapal kayu tidaklah seseram yang dibayangkan dan ditakuti orang. Perjalannya mulus, tidak terjadi kapal yang oleng-oleng yang bisa membuat orang ketakutan dan mabuk. Kapalnya cukup besar dan tidak penuh sehingga kami bisa mengambil posisi duduk yang nyaman bahkan sambil tiduran.

Jam 10, setelah 2.5 jam berada dikapal, akhirnya sampai juga di Pulau Tidung. Perkiraan saya, kami sampai Pulau Tidung sekitar jam 11-12. Ternyata cepat juga sampainya, hari belum siang kami sudah tiba di Pulau Tidung. Turun dari kapal, langsung aja tanpa membuang waktu kami menuju ke tempat penginapan. Setelah manaruh tas dan ke toilet, kami pun bergegas untuk menjelajahi Pulau Tidung ini dengan bersepeda.

Karena kami semua belum ada yang pernah ke Pulau Tidung sebelumnya dan perjalanan ini juga tidak ada guide_nya, jadinya acara penyelusuran Pulau Tidung diselingi dengan tanya sana sini. Tapi disinilah serunya. Jadi benar-benar berasa adventurenya.

Karena terlalu menikmati perjalanan bersepeda, kami sempat bingung juga ketika sampai di jalan yang sepi dan tidak ada rumah lagi yg terlihat. Hanya ilalang, pepohan dan pantai saja. Tapi karena kami pikir Pulau Tidung tidak luas dan tidak mungkin juga tersasar, jadi ya kami lanjuti lagi berjalanannya.

Termasuk ketika kami sampai dijalan setapak. Dengan santainya kamipun tetap mengayuh sepeda memasuki jalan setapak dan sepi itu. Tidak jauh dari pantai kami bertemu dengan seorang nelayan. Kami pun menghampiri dan bertanya-tanya kepada nelayan tersebut.

Saya melihat ada pulau di seberang. Sayapun bertanya kepada nelayan itu. Nelayan itu pun menceritakan kalau pulau itu bernama Pulau Kecil. Cuma 15 menit menyeberang kesana. Nelayan itu juga bersedia mengantarkan kesana pp cukup dengan membayar 50ribu saja. Kami sempat bingung mendengar tawaran tersebut. Kepikiran pasti seru melihat pulau lain, toh jaraknya juga dekat. Tapi disisi lain kami belum pernah dengar ada pulau tersebut, kami tidak bilang ke pemilik rumah yang disewa dan bagaimana dengan sepedanya? Karena tidak mungkin naikin sepeda ke perahu nelayan itu.

Nelayan itu menunjukan sebuah gubug yang bisa dipakai untuk menitipkan sepeda. Ketika kmi lihat ada 2 sepeda yang telah terparkir disana. Rupanya sebelumnya sudah ada orang menaruh sepeda disana. Maka kami dengan sepakat untuk menaruh sepdanya disana dan berangkat ke Pulau Kecil.

Ketika hampir sampai di Pulau Kecil, kami disuguhi pemandangan anak-anak kecil yang sedang melompat dari tebing ke laut. Asik juga ngeliatnya. Sempet kepikiran kalau nanti pas mau pulang saya mau mencoba meloncat seperti mereka. Setelah sampai di Pulau Kecil, nelayan itu menyuruh kami untuk menjelajahi pulaunya dan dia menunggu dipinggir pantai. Nelayan itu meminta kami untuk tidak lebih dari sejam agar tidak terlalu sore untuk kembali ke Pulau Tidung. Kami pun memulai penjelajahan di Pulau Kecil ini

Selanjutnya….

Pulau : Sebuah Kisah

Kami disambut oleh anak-anak yang berlarian dan becanda dengan tertawa lepas. Ketika Maulana menunjukan hasil fotonya ke Bowo, muka Bowo langsung berubah. Bowo hanya mengatakan ada yang aneh di pulau ini….