Hari mingu sore yang basah karena gerimis ini...seperti biasa aku cuma bisa melihatnya dari balik jendela..….seperti biasanya…..ah...…tak terasa sudah dua tahun berlalu. Setiap melihatnya aku selalu terkenang masa-masa kita bersama dulu.
“Teddyyyyyyy……”
“Iya Ma..” jawabku kaget sambil berlari ke halaman belakang setelah mendengar Mama teriak. Aku tidak menyangka Mama akan pulang secepat ini.
“Hehehe” cuma itu yang keluar dari mulutku begitu bertemu Mama.
“Itu apa Teddy?” kata Mama sambil menunjuk ke kandang besar bekas kandang Blacky, doberman kesayangan keluargaku yang telah meninggal karena usia.
“Bayi beruang madu Ma”
“Iya Mama tau itu bayi beruang tapi kenapa ada dirumah???”
“Hehehee. Tadi Teddy beli Ma”
“Beli???”
“Iya Ma, tadi Teddy nemenin Igor ke pasar burung Pramuka, ga taunya Teddy liat ada bayi beruang disembunyiin, Teddy tanya aja kenapa ada disini trus kata tukangnya bayi beruangnya dijual. Teddy kasian Ma. Tadi bayi beruangnya ditaruh dikandang ayam dikolong meja. Menderita banget Ma”
“Tapi kan ini beruang, kamu tau ga besarnya kaya apa nanti?”
“Ini beruang madu Ma, tenang aja Ma ga akan jd besar banget kok, ama Blaky juga nantt besaran Blacky kok”
“Pasti harganya mahal kan?”
“Iya sih tapi Teddy kan belinya juga dari uang sendiri. Teddy baru dapat uang dari dosen gara-gara ikut projectnya yg bulan lalu”
“Harusnya uang itu kamu tabung, Teddy”
Aku nyengir saja mendengar Mama ngomong seperti itu. “Biarin ah Ma, lagian kan Ma biar pas ama namanya Teddy, jadi Teddy Bear hehehe”
“Kamu itu ya, katanya anak metal tapi kok sok imut gitu. Terus mau kamu taruh dimana? Di dalam rumah?”
“Ya ga lah Ma, disini halaman belakang aja, kan besar nih, paling2 main2 di sekitar kolam renang aja.”
“Ya sudah lah pokoknya Mama ga mau tau, kamu harus urus itu beruang itu. Dia jadi tanggung jawab kamu, Mama ga mau liat dia sampai ga dikasih makan. makannya juga harus kamu yg urus ya”
“Sip, tenang aja Ma, Berli akan Teddy akan urus semuanya sendiri”
“Berli?”
“Iya Berli” Jawabku sambil memeluk bayi beruang maduku.
Semenjak adanya Berli, akupun jadi jarang nongkrong di kampus lama-lama. Aku lebih suka bermain dengan Berli, memberi susu dan menyuapi makanannya. Kadang bila Mama tidak dirumah, Berli aku bawa ke kamar.
Tanpa terasa setahun sudah Berli bersamaku, badannya yg dulu hampir sebesar boneka beruang sekarang mulai membesar. Sudah mulai berat sehingga aku susah memeluk dan menggendongnya. Tapi dengan semakin besarnya Berli jadi mulai bisa berjalan. Asik aja berjalan mengelilingi kolam renang sambil berpegangan tangan dengan Berli. Terkandang aku suruh Berli berjalan di treadmil biar Berli bugar. Aku sangat bersyukur ternyata berli tumbuh dengan sehat, tidak pernah terkena penyakit yang aneh. Pernah suatu saat Berli terlihat lesu dan hidungnya basah, dengan reflek aku langsung memberikan obat flu ke Berli dan keesokan harinya Berli sudah normal kembali.
Pertumbuhan Berli semakin hari semakin pesat. Walau Berli tetap jinak tapi aku merasa semakin susah untuk bercanda-canda dengannya. Kukunya yang semakin panjang dan tajam sering tanpa sengaja melukaiku. Tenaganya juga semakin kuat. Pernah aku dengan mudahnya didorong sampai kecebur ke kolam renang.
Ditahun kedua Berli semakin susah diatur. Makanan anjing, buah-buahan dan madu yang biasa aku beri semakin sering cepat habis. Sepertinya nafsu makan Berli semakin membesar. kelakuannyapun sekarang semakin sering tidak terkontrol. Entah berapa banyak luka-luka ditanganku akibat cakaran Berli.
Melihat keadaan seperti ini, Mama dan Papa akhirnya turun tangan. Papa menyarankan agar Berli dilepas saja atau diserahkan ke kebun binatang. Karena walau bagaimanapun Berli ada seekor beruang dan beruang tidak seperti anjing dan kucing yang dapat dengan mudah dipeliharan. Dengan berat hati akhirnya aku mulai mencari2 info untuk melepaskan Berli. Akhirnya Berli aku serahkan ke Taman Safari untuk lebih lanjut dipelihara.
Dan sekarang….disaat-saat aku merasa kangen seperti sekarang ini….aku hanya bisa ke Taman Safari dan melihat Berli dari balik kaca mobilku. Entah Berli masih mengenaliku atau tidak tapi setiap kali aku datang Berli hanya menatapku dari jauh tanpa menghampiriku. Aku merasa ikut bahagia melihat Berli tumbuh menjadi beruang madu yang gagah, yang dikelilingi oleh beruang-beruang madu lainnya. Apalagi sekarang aku diberi tau kalau Berli sudah mempunyai pasangan. Ah….Berli beruang maduku yang mungil, semoga kau berbahagia di'habitat'mu.
Lindungi dan sayangi mereka dengan membiarkan mereka hidup bebas di habitatnya…
Base on true story